Lelet

Share this

Saya tahu istilah “lelet” dari istri saya. Lelet itu bermakna lambat. Banyak contoh lelet: datang ke kantor atau tempat pertemuan selalu telat, apabila mengerjakan tugas selalu lewat batas waktu. Jika orang lain mampu bisa mengerjakan sesuatu dalam satu hari orang lelet menghabiskan waktu berhari-hari.

Di era serba cepat saat ini, mereka yang lelet akan tertinggal. Saran saya, apabila Anda ingin berhasil dalam karir jangan lelet. Begitu pula bagi Anda pengusaha, lelet akan menyebabkan produk atau jasa Anda tak mampu menjawab kebutuhan zaman.

Siapakan orang-orang yang lelet itu? Pertama, para pemalas. Ciri utama pemalas adalah sering menunda-nunda pekerjaan. Kosa kata yang sering dia gunakan adalah “entar”, ogah, males banget dan sejenisnya.

Semakin tua para pemalas akan semakin mengalami depresi dan minder. Namun sayangnya banyak diantara mereka yang tidak menyadari itu. Semakin tua para pemalas juga berpeluang menjadi trouble maker. Tak banyak yang dikerjakan tetapi ingin memperoleh berbagai fasilitas yang didapat oleh orang yang berprestasi.

Kepada para pemalas, ingatlah nasihat bangsa Korea: Orang-orang sukses itu punya ciri, saat orang lain tidur, ia bangun. Saat orang lain bangun, ia berdiri. Saat orang lain berdiri, ia berjalan. Saat orang lain berjalan, ia berlari. Dan saat orang lain berlari, ia terbang.

Kedua, orang yang tidak tahu prioritas. Banyak orang yang sibuk tetapi sebenarnya hasilnya tidak seberapa. Mereka bekerja tetapi mengerjakan sesuatu yang tidak penting. Mereka tak tahu bahwa dirinya lelet karena mereka sudah merasa bekerja.

Ketiga, orang yang takut berbuat salah. Kesalahan dalam bekerja itu sesuatu yang wajar. Dari berbagai kesalahan kita belajar untuk menjadi yang lebih baik. Nah, orang-orang yang lelet biasanya sangat takut melakukan kesalahan, tetapi ironisnya dia justru tidak menuntaskan pekerjaannya.

Baca Juga  Luruskan Niat

Lelet sangat merugikan Anda. Lelet membuat Anda tak terekam “radar” persaingan orang-orang berkualitas. Lelet juga merugikan orang-orang di sekitar Anda. Lelet itu menjadi beban bagi pimpinan Anda. Lelet sudah saatnya dimasukkan ke dalam keranjang sampah. Setuju?

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

24 comments On Lelet

Leave a Reply to Hery Suherman Cancel Reply

Your email address will not be published.

Site Footer