Promosi Diri yang Merusak

Share this

Pernahkah Anda tertarik membeli sesuatu karena promosi yang menarik? Kalau saya pernah. Ada yang memang sesuai dengan yang dipromosikan, namun banyak yang “ngapusi” alias bohong. Sepertinya prinsip perusahaan ini adalah “yang penting jaring dulu” tanpa memikirkan pelayanan setelah itu. Sungguh saya sangat kapok dengan perusahaan seperti ini.

Bukan hanya produk dan jasa, manusia juga terkadang melakukan promosi diri yang berlebihan. Ia sangat peduli dengan penampilan pertama namun abai setelahnya. Bahkan untuk menimbulkan kesan pertama yang menggoda, ia rela pinjam ke banyak pihak untuk memperelok dirinya.

Perilaku seperti ini akan mengecewakan banyak orang. Banyak orang kagum dengan “promosi” diri Anda, namun setelah itu perlahan namun pasti Anda akan kehilangan “pelanggan” alias sahabat-sahabat terbaik Anda.

Para pelangan setia (penggemar dan pecinta) Anda justru akan respect dengan Anda dalam jangka panjang apabila mereka menemukan banyak hal menarik yang sebelumnya mereka belum dengar. Istilah populernya “memberi bukti bukan janji”. Mereka bukan hanya “walk the talk” tetapi “do more, less talk”.

Sebagian besar orang juga lebih respect dengan orang yang jarang menampilkan gelar akademik dan sertifikat internasional namun setelah diskusi ilmunya sangat bermutu. Sebaliknya, banyak yang orang “tertawa di dalam hati” bila berjumpa dengan orang yang menampilkan banyak gelarnya namun setelah diskusi ilmunya biasa-biasa saja.

Bangun reputasi hidup kita dengan aksi dan keringat, bukan dengan promosi diri yang merusak. Melebih-lebihkan diri, dan “memaksakan” citra diri yang wah bisa merusak reputasi Anda. Sibukkanlah diri dengan karya nyata, itulah promosi diri yang bisa bertahan lama.

Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di FB

Baca Juga  Yang Kusesali

7 comments On Promosi Diri yang Merusak

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Site Footer